Oleh Maila Huda Shofyana
Jumlah
penduduk yang besar khususnya di negara Indonesia perlu diimbangi dengan
wawasan kependudukan. Pertumbuhan laju penduduk yang setiap tahun semakin
meningkat akan menyebabkan ledakan penduduk. Nah, kalau pertumbuhan penduduk
semakin pesat dibiarkan tanpa ada penanggulangan maka akan membawa dampak bagi
kependudukan Indonesia diantaranya kemiskinan. Mengapa? Karena dengan lahan
yang semakin sempit akan mengakibatkan sempitnya lapangan pekerjaan, pengangguran,
kejahatan,
pendidikan yang rendah, menurunnya
kualitas sumber daya manusia. Salah satu
cara untuk menanggulangi ledakan penduduk adalah dengan mengkampanyekan program-program
Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB).
Ada
banyak cara untuk mensosialisasikan wawasan/pendidikan kependudukan kepada
masyarakat dalam rangka menangani laju pertumbuhan penduduk. Tulisan ini
bermaksud untuk membahas pelbagai media pendidikan tentang kependudukan.
1. Posyandu
Posyandu
adalah pos pelayanan terpadu dimana partisipasi masyarakat sangat diharapkan
untuk memastikan eksistensi posyandu itu sendiri. Posyandu diadakan dalam upaya
meningkatkan kualitas masyarakat mulai dari kesehatan, pendidikan, dan pemanfaatan
potensi lokal. Posyandu juga berperan sebagai media informasi kependudukan,
kesejahteraan/ekonomi, agama, keharmonisan keluarga, dan lain sebagainya.
Mengapa
posyandu itu efektif sebagai media untuk mensosialisasikan kependudukan? Karena
posyandu umumnya dihadiri oleh para ibu hamil, menyusui, dan ibu balita.
Sementara itu, kependudukan di Indonesia akan menjadi permasalahan yang semakin
rumit manakala penduduk semakin padat. Kepadatan penduduk bermula dari angka
kelahiran tinggi, dimana para ibulah yang menjadi subjek kelahiran. Maka dari
itu, posyandu akan memberikan wawasan kepada para ibu bagaimana pentingnya
mengendalikan kelahiran (baca: mengendalikan jumlah penduduk).
Terima kasih banyak buat yang membaca artikelku ini,
Sempatkan juga baca ini buat yang ingin Rambut bagai terlahir kembali. Trims'
Sempatkan juga baca ini buat yang ingin Rambut bagai terlahir kembali. Trims'
2. Sekolah
Sekolah
adalah suatu tempat dimana siswa bisa mendapatkan pengetahuan. Penulis setuju
bila materi-materi tentang kependudukan diajarkan di bangku sekolah. Eits,
Kenapa di sekolah? Apa pentingnya?
Materi
kependudukan yang diajarkan di sekolah dapat berupa bahasan Triad kesehatan
reproduksi remaja (Narkoba, Perilaku sex bebas, dan HIV AIDS). Sasarannya adalah para siswa khususnya SMP dan
SMA yang memang harus memahami tantangan kependudukan, sehingga mereka
menyadari apa pentingnya bagi kelangsungan kependudukan di Indonesia. Memasukkan kurikulum pendididkan kependudukan mungkin adalah salah satu cara untuk dapat mengubah pola pikir para remaja dan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya isu kependudukan.
Remaja
adalah generasi penerus bangsa. Bisa kita renungkan, apa jadinya generasi masa
depan bila tercemar oleh narkoba? Bisa kita bayangkan, seberapa buruknya
generasi bangsa bila terjerumus kedalam perilaku sex bebas? Inilah Indonesia, negara yang di masa depan nantinya akan dibangun oleh remaja-remaja yang hidup
saat ini. Jadi, mari kita siapkan generasi bangsa yang terbaik, dimulai dari
bangku sekolahnya!
3. Ceramah/
Pidato/ Penyuluhan
Siapapun
orang bisa menyampaikan informasi tentang kependudukan, entah itu pejabat
pemerintah yang berdialog dengan masyarakat, seorang kyai yang berkhotbah di
mimbar jum’at, seorang pemuka masyarakat yang berpidato di depan khalayak
ramai, begitu juga seorang bidan yang mengedukasi ibu hamil.
Media
ini bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan sasaran siapapun.
Materi-materi kependudukan bisa diselipkan juga dalam pidato-pidato umum maupun
pidato-pidato yang tidak berkaitan dengan kependudukan.
Dengan
seringnya materi kependudukan disampaikan kepada masyarakat maka isu
kependudukan akan menjadi hangat untuk diperbincangkan. Dari sinilah kesadaran
masyarakat semakin meningkat.
4. Media
massa dan Internet
Tahu
tidak, iklan BkkbN marak bertaburan di sela-sela tayangan-tayangan televisi
akhir-akhir ini? Penulis sangat setuju dengan langkah BkkbN memasang iklan.
Sepenggal pariwara yang ditayangkan di televisi itu mampu menyampaikan
informasi kependudukan. Sebagai contoh, iklan bertajuk pernikahan dini mengajarkan
pemirsa untuk mendewasakan usia perkawinan.
Begitu juga dengan iklan lain dengan versi Generasi Berencana yang diperankan oleh Afgan. Iklan tersebut
mengajak para pemirsa terutama para generasi muda untuk lebih merencanakan hidup
lebih matang. Apalagi didalam iklan tersebut juga sangat jelas disuguhkan
slogan berbunyi “Generasi smart, Generasi berencana.”
Sosialisasi
wawasan kependudukan juga dapat memanfaatan
teknologi informasi, yaitu internet. Blog bisa mengambil peran penting
ini. Lomba blog seperti ini salah satu contohnya. Lomba blog bertema
“kependudukan” BkkbN kali ini sangat membuat antusias para blogger kawula muda
untuk ikut menulis tema yang hangat ini. Semakin banyak yang menulis, semakin
hangat pula tema tersebut diperbincangkan. Penulis pun berharap semoga program-program
kependudukan semakin ada di hati masyarakat. Semoga!
Tulisan terkait:
Masalah dalam Kependudukan serta Solusinya # Perlukah Pendidikan Kependudukan Masuk Kurikulum? # Tatkala Masyarakat Kurang Aktif di Posyandu, Ingat 123 # Menakar Kepadatan Penduduk dari Takaran Pedagang Beras # Pertumbuhan Generasi Bangsa yang Tidak Diinginkan # Ilustrasi Pencarian Solusi Masalah Kependudukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your message