Kamis, 18 Juli 2013

Sarana Pendidikan tentang Kependudukan (Posyandu bisa juga lho!)


Oleh Maila Huda Shofyana


Jumlah penduduk yang besar khususnya di negara Indonesia perlu diimbangi dengan wawasan kependudukan. Pertumbuhan laju penduduk yang setiap tahun semakin meningkat akan menyebabkan ledakan penduduk. Nah, kalau pertumbuhan penduduk semakin pesat dibiarkan tanpa ada penanggulangan maka akan membawa dampak bagi kependudukan Indonesia diantaranya kemiskinan. Mengapa? Karena dengan lahan yang semakin sempit akan mengakibatkan sempitnya lapangan pekerjaan, pengangguran, kejahatan, pendidikan yang rendah, menurunnya  kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk menanggulangi ledakan penduduk adalah dengan mengkampanyekan program-program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB).
Ada banyak cara untuk mensosialisasikan wawasan/pendidikan kependudukan kepada masyarakat dalam rangka menangani laju pertumbuhan penduduk. Tulisan ini bermaksud untuk membahas pelbagai media pendidikan tentang kependudukan.
1.      Posyandu

Posyandu adalah pos pelayanan terpadu dimana partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk memastikan eksistensi posyandu itu sendiri. Posyandu diadakan dalam upaya meningkatkan kualitas masyarakat mulai dari kesehatan, pendidikan, dan pemanfaatan potensi lokal. Posyandu juga berperan sebagai media informasi kependudukan, kesejahteraan/ekonomi, agama, keharmonisan keluarga, dan lain sebagainya.
Mengapa posyandu itu efektif sebagai media untuk mensosialisasikan kependudukan? Karena posyandu umumnya dihadiri oleh para ibu hamil, menyusui, dan ibu balita. Sementara itu, kependudukan di Indonesia akan menjadi permasalahan yang semakin rumit manakala penduduk semakin padat. Kepadatan penduduk bermula dari angka kelahiran tinggi, dimana para ibulah yang menjadi subjek kelahiran. Maka dari itu, posyandu akan memberikan wawasan kepada para ibu bagaimana pentingnya mengendalikan kelahiran (baca: mengendalikan jumlah penduduk).
Terima kasih banyak buat yang membaca artikelku ini, 
Sempatkan juga baca ini buat yang ingin Rambut bagai terlahir kembali. Trims'

2.      Sekolah
Sekolah adalah suatu tempat dimana siswa bisa mendapatkan pengetahuan. Penulis setuju bila materi-materi tentang kependudukan diajarkan di bangku sekolah. Eits, Kenapa di sekolah? Apa pentingnya?
Materi kependudukan yang diajarkan di sekolah dapat berupa bahasan Triad kesehatan reproduksi remaja (Narkoba, Perilaku sex bebas, dan HIV AIDS).  Sasarannya adalah para siswa khususnya SMP dan SMA yang memang harus memahami tantangan kependudukan, sehingga mereka menyadari apa pentingnya bagi kelangsungan kependudukan di Indonesia. Memasukkan kurikulum pendididkan kependudukan mungkin adalah salah satu cara untuk dapat mengubah pola pikir para remaja dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya isu kependudukan.
Remaja adalah generasi penerus bangsa. Bisa kita renungkan, apa jadinya generasi masa depan bila tercemar oleh narkoba? Bisa kita bayangkan, seberapa buruknya generasi bangsa bila terjerumus kedalam perilaku sex bebas? Inilah Indonesia, negara yang di masa depan nantinya akan dibangun oleh remaja-remaja yang hidup saat ini. Jadi, mari kita siapkan generasi bangsa yang terbaik, dimulai dari bangku sekolahnya!


3.      Ceramah/ Pidato/ Penyuluhan
Siapapun orang bisa menyampaikan informasi tentang kependudukan, entah itu pejabat pemerintah yang berdialog dengan masyarakat, seorang kyai yang berkhotbah di mimbar jum’at, seorang pemuka masyarakat yang berpidato di depan khalayak ramai, begitu juga seorang bidan yang mengedukasi ibu hamil.
Media ini bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan sasaran siapapun. Materi-materi kependudukan bisa diselipkan juga dalam pidato-pidato umum maupun pidato-pidato yang tidak berkaitan dengan kependudukan.
Dengan seringnya materi kependudukan disampaikan kepada masyarakat maka isu kependudukan akan menjadi hangat untuk diperbincangkan. Dari sinilah kesadaran masyarakat semakin meningkat.
4.      Media massa dan Internet
Tahu tidak, iklan BkkbN marak bertaburan di sela-sela tayangan-tayangan televisi akhir-akhir ini? Penulis sangat setuju dengan langkah BkkbN memasang iklan. Sepenggal pariwara yang ditayangkan di televisi itu mampu menyampaikan informasi kependudukan. Sebagai contoh, iklan bertajuk pernikahan dini mengajarkan pemirsa untuk mendewasakan usia perkawinan.  Begitu juga dengan iklan lain dengan versi Generasi Berencana yang diperankan oleh Afgan. Iklan tersebut mengajak para pemirsa terutama para generasi muda untuk lebih merencanakan hidup lebih matang. Apalagi didalam iklan tersebut juga sangat jelas disuguhkan slogan berbunyi “Generasi smart, Generasi berencana.”
Sosialisasi wawasan kependudukan juga dapat memanfaatan  teknologi informasi, yaitu internet. Blog bisa mengambil peran penting ini. Lomba blog seperti ini salah satu contohnya. Lomba blog bertema “kependudukan” BkkbN kali ini sangat membuat antusias para blogger kawula muda untuk ikut menulis tema yang hangat ini. Semakin banyak yang menulis, semakin hangat pula tema tersebut diperbincangkan. Penulis pun berharap semoga program-program kependudukan semakin ada di hati masyarakat. Semoga! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave your message